Aku Mau Makan Sendiri, Bu!
Ini terjadi kira-kira sudah hampir seminggu. Saya mengerti keinginannya untuk memegang sendok sendiri. Ia ingin makan sendiri. Jujur, di usianya yang 9 bulan ini saya perhatikan anak itu sudah pintar meniru. Apa yang dikerjakan orang tua atau orang di sekelilingnya dan itu menarik bagi dia, maka dia akan memperhatikannya. Tidak lama, ia ingin melakukannya sendiri.
Hasil nyatanya, ia bisa memutar-mutar tombol volume tape bapaknya (walau ia belum tahu efek nya dan kadang kaget terlonjak sendiri saat volume lagu membesar). Ia juga dengan gampangnya bisa mencari barang-barang yang disembunyikan dibawah bantal. Dia sudah bisa goyang kalau ada suara musik dan terakhir tadi pagi ia berusaha memutar knop blender sendiri. Saya memang sering memangkunya saat memblender makanannya.
Halah kok jadi muji-muji anak sendiri sih. hihihih... BTT, keinginannya menggapai sendok ini saya sudah prediksikan bahwa ia ingin makan sendiri mengingat saya sering mengajaknya menemani bapaknya makan. Makanya, ketika makanannya sudah habis setengah dan keinginannya mengambil sendok tak terbendung, ia tak dudukkan di atas lantai dengan dialasi perlak. Saya ambilkan mangkok baru disertai sendok. Ke dalam mangkoknya saya taruh sedikit makanan dengan harapan ia belajar menyendok dan makan sendiri. Hasilnya: Ampun deh, Nak! Makanannya dibejek-bejek, ditumpahin dan mangkoknya dibalik-balik. Badan dan pakaiannya belepotan semuanya.
Namun tidak apa, ini adalah bagian dari perkembangannya. Meskipun dia lebih tepat disebut menghancurkan mangkoknya, namun sebelum acara penghancuran itu, ia sempat juga belajar menyendok. Tapi dasar si Cuta tidak mau diajari-dia ahli meniru- dia marah saat saya memegang tangannya dan mengarahkan sendoknya ke mangkok. maksudnya mengajari gitu.
Tadi waktu buka pesbuk, sempat ada postingan dari salah satu fans page yang saya ikuti bahwa
No comments:
Post a Comment